https://aceh.times.co.id/
Berita

Tim Khusus TNI Dikerahkan, 'Senjata Perang Bombardir' Jalan Harapan di Aceh

Selasa, 09 Agustus 2022 - 14:14
Tim Khusus TNI Dikerahkan, 'Senjata Perang Bombardir' Jalan Harapan di Aceh Personel Kodim 0110/Abdya mengerjakan item fisik dalam TMMD ke 114 (FOTO: T. Khairul Rahmat Hidayat/TIMES Indonesia)

TIMES ACEH, ACEH – Suara ayam berkokok sahut menyahut membangunkan warga sekaligus pertanda sinar surya mulai menyinari bumi pertiwi Indonesia. Embun yang bergelantungan di dedaunan pohon pun mulai berguguran, namun tidak dengan harapan. Karena pantasnya, cita-cita dan harapan mesti digantung setinggi bintang di langit.

Seperti yang dirasakan warga Desa Kaye Aceh, Kecamatan Lembah Sabil, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Provinsi Aceh. Masyarakat di pedesaan itu juga memiliki impian untuk lebih sejahtera dan bisa menikmati indahnya kemerdekaan seperti yang dirasakan masyarakat di perkotaan.

Pagi itu, suasana sejuk seolah menusuk daging hingga ketulang-belulang. Bulu-bulu yang tumbuh di permukaan kulit pun ikut bereaksi, berdiri menjuntai menjaga tubuh agar tetap dalam keadaan hangat. Keadaan alam seperti ini, pantasnya 'srruup' kopi Aceh menjadi teman, beuhh, rasanya luar biasa.

Kodim-0110-b.jpgSalah seorang warga melintasi jalan yang dibangun dalam program TMMD ke 114 (FOTO: T. Khairul Rahmat Hidayat/TIMES Indonesia)

Setelah seteguk seruputan kopi Aceh, dari kejauhan, terlihat samar-samar sekelompok tubuh berbadan tegap dan gagah memasuki desa yang menyuguhkan hawa dingin. Mereka mengenakan atribut lengkap, mulai baret, seragam, juga tak lepas dari sepatu yang menimbulkan suara 'plup plup plup', mereka pun berjalan secara serentak.

Sepasukan elit itu kian mendekat, mereka mempunyai misi-visi operasi khusus di bawah komando pimpinan. Bahkan, masing-masing pasukan memiliki senjata laras panjang canggih, dimungkinkan kalibernya bisa menyasar jarak hingga 2.180 meter saat bertempur.

Setelah beberapa saat diperhatikan dengan seksama, ternyata mereka adalah Personel Kodim 0110/Abdya. Senjata yang dibawa tim ini juga tidak sembarangan, dimulai dari martil, sungkur, pacul, wagon, dan 'perlengkapan perang' lainnya juga turut menjadi sorotan warga.

Martil/palu, sungkur/sekop, pacul/cangkul, wagon/gerobak sorong semata-mata untuk menjalankan tugas mulia yang telah diprogramkan dalam TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 114 Reguler tahun 2022. 'Alat perang' yang dibawa tim khusus ini tidaklah digunakan untuk menyerang musuh atau benteng pertahanan lawan, namun demi kemajuan dan mewujudkan cita-cita yang telah lama diidamkan warga.

Bukannya untuk berperang, tim ini mendatangi desa itu justru untuk 'membombardir' atau membangun jalan penghubung antar dua desa, yaitu Desa Kaye Aceh dan Desa Suka Damai, Kecamatan Lembah Sabil, Abdya. Pembangunan jalan yang ditargetkan akan selesai dalam kurun waktu 30 hari itu, diperkirakan mencapai panjang 2.180 meter.

Kedatangan personel berseragam loreng itu disambut hangat seraya dipenuhi rasa syukur dan haru. Warga tidak meminta lebih, mereka hanya menginginkan jalan akses untuk pergi ke ladang pertanian, tujuannya agar bisa meningkatkan taraf perekonomian keluarga. Memang sudah sejak lama warga menanti dan mendambakan jalan tersebut dibangun. Kini, TNI akan mewujudkan secercah jalan harapan untuk warga mencapai kesejahteraan melalui program TMMD.

Kodim-0110-c.jpgPersonel TNI membangunan RTLH milik Nek Saumi (82) di Abdya, Aceh (FOTO: T. Khairul Rahmat Hidayat/TIMES Indonesia)

Tahapan pembangunanan pun mulai dikerjakan. Memang lumayan berat, namun TNI dan dibantu masyarakat harus tetap berpacu dengan waktu yang telah ditetapkan. Pekerjaan itu dilaksanakan dengan ria gembira, bukan terpampang dari warga setempat saja, hal itu juga terlihat dari raut personel.

Dengan jari jemari tangan yang dimiliki personel, badan jalan tersebut mulai diukur, guna menentukan panjang dan lebar pembangunan jalan. Setelah pengkavlingan dilalui, selanjutnya personel yang dibantu masyarakat mulai memanfaatkan 'senjata pamungkas' pembangunan. Sekop dan cangkul digunakan untuk menggali bahu jalan, sedangkan gerobak sorong sebagai sarana pengangkut tanah urug galian.

Sementara, martil yang tadinya tidak berfungsi, kini telah ada manfaatnya. Dentuman suara martil menumbuk paku di papan fondasi, seakan menjadi alunan musik tersendiri. Tak lepas dari itu, kicauan burung di pedesaan seolah ikut bernyanyi untuk menyemangati masyarakat dan personel TNI.

Peluh keringat memang mengucur, namun hasrat personel TNI untuk membangun negeri ini tidaklah hancur. Sesuai dengan slogannya, Bersama Rakyat, TNI Kuat menjadi sebuah acuan dalam pembangunan jalan penghubung desa itu. Kini, jalan yang dibangun TNI tersebut telah dapat dirasakan manfaatnya oleh warga.

Zainal Abidin (52), petani desa setempat mengatakan, program TMMD itu merupakan anugerah. Karena, selama ini masyarakat telah lama menantikan jalan penghubung antar Desa Kaye Aceh dan Desa Suka Damai, Kecamatan Lembah Sabil, Abdya, Aceh dibuka.

kodim.jpg

"Syukur Alhamdulillah, pembangunan jalan ini sangat bermanfaat untuk warga, terlebih petani yang memiliki lahan pertanian di sepanjang jalan penghubung kedua desa. Ini terobosan luar biasa yang dilakukan TNI. Bersama TNI, rakyat sejahtera," kata Zainal seraya tersenyum bahagia.

Sementara itu, Komandan Kodim (Dandim) 0110/Abdya, Letkol Inf Roqich Hariadi pada Selasa (9/8/2022) mengatakan, kegiatan TMMD yang dikerjakan pihaknya sebagai bentuk terobosan percepatan pembangunan pedesaan, selain itu juga untuk meningkatkan kemanunggalan TNI dengan masyarakat.

Roqich yang juga sebagai Dansatgas TMMD reguler ke 114 tahun 2022 itu berharap agar program yang dilaksanakan tersebut dapat memberi manfaat untuk warga sekitar, terutama dalam rangka meningkatkan kesejahteraan. Selain itu, program tersebut juga sebagai upaya kemanunggalan antara TNI dan masyarakat.

"Program TMMD sebagai upaya percepatan kemajuan di wilayah perdesaan, misalnya saja seperti pembangunan jalan, gorong-gorong, jembatan, talud yang sedang dikerjakan ini diharapkan dapat memudahkan warga terutama dalam hal transportasi," kata Roqich kepada TIMES Indonesia.

kodim-a.jpg

Selain pembangunan fasilitas umum, TMMD kali ini juga menyasar pembangunan rumah tidak layak huni (RTTH) milik Saumi (82), seorang janda warga Desa Suka Damai, Kecamatan Manggeng, Abdya. Demikian halnya pembangunan fasilitas umum, RTLH ini diharapkan menjadi rumah sehat yang layak untuk dihuni.

Untuk tahapan ini, sasaran pembangunan fisik dalam TMMD reguler ke 114 tahun 2022 Kodim 0110/Abdya ini meliputi pembukaan badan jalan ruas I, panjang 180 m x lebar 8 m. Pembukaan badan jalan ruas II, panjang 380m x lebar 8m. Kemudian peningkatan badan jalan dengan panjang 2.180 m x lebar 5 m. Pembuatan 2 unit gorong-gorong. Pembuatan 1 unit jembatan darurat. Pembangunan talud sepanjang 25,75 m, serta rehab 1 unit rumah tidak layak huni atau RTLH.

Sasaran Nonfisik

Selain pembangunan segi fisik, TMMD ini juga meliputi sasaran nonfisik, seperti penyuluhan wasbang dan bela negara, penyuluhan pertanian dan perkebunan, pelayanan dan peninjauan KB dan antisipasi stunting, penyuluhan pembinaan lingkungan hidup (Reboisasi), penyuluhan penyakit mulut dan kuku (PMK), penyuluhan hukum, penyuluhan kamtibmas dan narkoba, serta posyandu, posbindu dan oprasional kesehatan.

Program TMMD reguler ke-114 Kodim 0110/Abdya ini dibuka pada 26 Juli 2022 lalu. Anggaran sebesar 1.475.500.000 ini bersumber dana dari Mabes TNI sebanyak Rp 475.500.000, dan dari Pemkab Abdya Rp 1 Milyar digunakan untuk berbagai item dalam program kegiatan.

Untuk menggarap seluruh proyek yang dikerjakan, setidaknya melibatkan 200 personel. Jumlah tersebut terdiri dari personel Kodim 0110/Abdya sebanyak 150 orang, personel gabungan 25 orang, dan turut dibantu oleh 25 masyarakat.

Seperti yang diketahui, TMMD merupakan program terpadu antara TNI dan Pemerintah. Tujuannya, sebagai upaya percepatan terobosan pembangunan di daerah pedesaan, serta sebagai langkah peningkatan infrastruktur dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dampak Positif dari Program TMMD

1. Pembangunan jalan yang menghubungkan dua desa ini memberikan banyak manfaat untuk warga, terutama petani. Dalam hal ini, petani bisa dengan mudah mengakses lahan perkebunan dan membawa hasil panen dengan kendaraan bermotor. Hal tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan warga dan bisa meningkatkan perekonomian.

2. Pembangunan gorong-gorong, ini dilakukan untuk memudahkan warga dan bisa menanggulangi bencana banjir. Gorong-gorong itu selayaknya dapat menjadi salah satu item yang dapat meningkatkan kesejahteraan warga.

3. Pembangunan jembatan darurat, selama ini warga setempat harus menempuh jalan memutar. Dengan adanya jembatan tersebut, kini warga sudah bisa mengakses jalan tanpa harus membuang energi dan mengoptimalkan jarak akses jalan.

4. Pembangunan RTLH, penerima manfaat merupakan seorang janda usia lanjut atas nama Saumi (82). Nek Saumi merupakan seorang guru mengaji anak-anak. Diharapkan dengan bantuan rumah tersebut, Nek Saumi bisa menikmati usia senjanya itu dengan bahagia.

5. Penyuluhan wawasan kebangsaan (wasbang) dan bela negara untuk pengetahuan warga tentang cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

6. Penyuluhan pertanian dan perkebunan, warga mendapat ilmu tentang pemanfaatkan 'sampah' menjadi pupuk organik cair (POC). Diharapkan ilmu yang telah didapat dalam sosialisasi dan pembuatan POC itu dapat diaplikasikan oleh petani, sehingga tanaman bisa subur dengan pupuk yang berbahan dasar dari alam.

7. Pelayanan dan peninjauan KB dan antisipasi stunting, warga dapat mengetahui masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama terhadap anak, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

8. Penyuluhan pembinaan lingkungan hidup (Reboisasi), tujuannya agar warga dapat melakukan pencegahan terjadinya erosi tanah yang bisa disebabkan oleh angin dan juga air hujan yang berturut-turut. Melestarikan kesuburan tanah yang bisa dijadikan sebagai lahan pertanian. Menjaga struktur tanah agar tidak rusak, dan lain sebagainya.

9. Penyuluhan penyakit mulut dan kuku (PMK). Seperti yang diketahui, PMK telah merajalela di Indonesia, tidak terkecuali di Aceh. Dengan adanya penyuluhan ini, warga khususnya para peternak hewan dapat mengetahui gejala dan ciri-ciri yang disebabkan oleh penyakit ini.

10. Penyuluhan hukum, penyuluhan kamtibmas dan narkoba, sasarannya para siswa di SMAN 9 Abdya, diharapkan dengan adanya penyuluhan ini anak muda dapat mencegah diri dari bahaya dan hukum dari penyalahgunaan narkoba.

11. Posyandu, Posbindu dan oprasional kesehatan, untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini terkait penanganan kesehatan. Selain itu, masyarakat juga diharapkan dapat menjaga kesehatan jasmani dan rohani. (*)

Pewarta : T. Khairul Rahmat Hidayat
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Aceh just now

Welcome to TIMES Aceh

TIMES Aceh is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.