Berita

Filipina Berduka, Mantan Presiden Benigno Aquino Meninggal Dunia

Kamis, 24 Juni 2021 - 14:38
Filipina Berduka, Mantan Presiden Benigno Aquino Meninggal Dunia Benigno Aquino dipandang sebagai penerus warisan orang tuanya. (FOTO: BBC/Getty Image)

TIMES ACEH, JAKARTA – Mantan Presiden Filipina, Benigno Aquino III pada Kamis (24/6/2021) meninggal dunia dalam usia 61 tahun.

Benigno Aquino sempat dilarikan ke rumah sakit di ibukota Filipina, Manila, Kamis dini hari sebelumnya akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

Dilansir BBC, ia menjadi Presiden Filipina ke 15 mulai 2010 hingga 2016. Benigno terkenal karena pernah membawa China ke pengadilan atas sengketa jangka panjang menyangkut Laut China Selatan, yang diklaim Filipina sebagai Laut Filipina Barat.

Benigno-Aquino-Meninggal-2.jpgAlmarhum Cory Aquino, terlihat dalam file foto 2007 bersama putranya, juga memimpin Filipina sebagai presiden. (FOTO: BBC/AFP)

Meninggalnya Benigno Aquino dikonfirmasi Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin. Menlu Teodoro juga sempat memuji keberanian Benigno.

"Berani meski digempur serangan bersenjata, terluka dalam baku tembak. Acuh tak acuh terhadap kekuasaan dan perangkapnya dan memerintah negara kita dengan sikap dingin yang membingungkan tetapi hanya karena dia menyembunyikan perasaannya dengan sangat baik sehingga dianggap tidak memilikinya," kata Teodoro seperti dilansir CNN.

Mantan Penasihat Aquino yang kini menjadi Hakim Agung Filipina, Marvic Leonen juga merasa kehilangan atas meninggalnya Benigno Aquino. Setelah tidak menjabat presiden, Benigno Aquino lebih banyak  diam dan tidak terlihat oleh publik.

Aquino adalah satu-satunya putra dari pasangan yang sangat dihormati di Filipina, yakni mendiang Senator, Benigno Aquino Jr dan mantan Presiden Filipina, Corazon Cory Aquino (1986-1992).

Ninoy meninggal dunia akibat ditembak di Manila pada tahun 1983. Pembunuhan dramatis Ninoy Aquino pada tahun 1983 menggemparkan negara itu. 

Dia telah diasingkan di Amerika Serikat, terpaksa melarikan diri dari darurat militer Ferdinand dan Imelda Marcos. Bertekad untuk membawa demokrasi ke negaranya, dia terbang kembali ke Manila, dan ia  dibunuh saat mendarat.

Puluhan ribu orang kemudian bergabung dengan curahan kesedihan, memicu gerakan pro-demokrasi yang ditanggapi Presiden Marcos dengan menyerukan pemilihan cepat pada Februari 1986.

Ibu muda Noynoy, Corazon "Cory" Aquino waktu itu menjadi pembawa standar warisan suaminya, dan bersumpah untuk melanjutkan pekerjaan suaminya.

Keluarga Marcos mengklaim kemenangan, yang memicu revolusi People Power pertama yang terkenal melawan mereka. Jutaan orang yang berkumpul di jalanan merasa bahwa mereka mempertaruhkan hidup mereka untuk menyelamatkan demokrasi.

Corazon 'Cory' Aquino akhirnya menjadi presiden, bertahan dari beberapa upaya kudeta, salah satunya mengakibatkan Noynoy muda hampir terbunuh dalam tembak-menembak di Istana kepresidenan Malacanang pada tahun 1987.

Satu dari lima peluru yang mengenainya tetap bersarang di lehernya selama sisa hidupnya.

Dan pada Kamis (24/6/2021), mantan Presiden Filipina, Benigno Aquino III meninggal dunia dalam usia 61 tahun. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Aceh just now

Welcome to TIMES Aceh

TIMES Aceh is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.