TIMES ACEH, JAKARTA – Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih Bentangan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang diresmikan Presiden Prabowo Subianto pada 21 Juli lalu, menunjukkan kinerja menjanjikan. Dalam sebulan pertama operasional, koperasi tersebut berhasil meraih omzet lebih dari Rp100 juta.
Ketua Kopdes Merah Putih Bentangan, Bambang Gunarsa, mengungkapkan koperasi dengan bangunan seluas 600 meter persegi itu saat ini memiliki enam gerai, meliputi klinik dan apotek, kantor koperasi, gerai sembako, Pos Indonesia, pupuk, serta gudang.
“Omzet mingguan kami mencapai sekitar Rp15 juta pada periode 1–6 September,” kata Bambang saat dihubungi di Jakarta, Jumat (12/9/2025).
Meski tidak merinci jumlah barang yang terjual, laporan keuangan menunjukkan capaian omzet lebih dari Rp100 juta pada bulan pertama.
Skema Konsinyasi hingga Mandiri
Pada awal operasional, Kopdes Merah Putih Bentangan menggunakan skema konsinyasi atau titip jual, antara lain untuk beras Bulog dan pupuk dari Pupuk Indonesia. Seiring waktu, beberapa lini usaha seperti penjualan pupuk dan LPG 3 kilogram sudah dilakukan secara mandiri.
Namun, keterbatasan modal masih menjadi kendala utama. “Terus terang, kendala utama kami adalah modal. Kami putar uang yang ada untuk kulakan,” ujar Bambang.
Saat ini pihak koperasi masih menunggu sosialisasi pemerintah terkait mekanisme pengajuan pinjaman ke bank Himbara. Dukungan pendanaan ini dinilai krusial untuk memperluas stok barang. “Barang yang ada masih terbatas pada kebutuhan pokok. Kalau modal sudah ada, pasti kami lengkapi,” imbuhnya.
Strategi Penjualan dan Tantangan Pasar
Adapun harga jual di koperasi antara lain LPG 3 kg Rp19.000, beras SPHP Bulog Rp62.000, serta minyak goreng Minyakita Rp15.500 per liter.
Meski pasokan dari BUMN relatif stabil, Kopdes pernah menghadapi kendala ketika Bulog menggelar operasi pasar dengan harga beras lebih murah, yakni Rp55.000 per karung. “Penjualan beras kami sempat terhambat. Karena khawatir kedaluwarsa, beras yang ada di gudang akhirnya kami minta Bulog ambil kembali,” tutur Bambang.
Klinik Belum Beroperasi
Selain lini ritel, Kopdes Merah Putih Bentangan juga membuka layanan kesehatan berupa klinik dan apotek. Namun hingga kini, baru apotek yang beroperasi, sementara klinik masih menunggu penugasan tenaga kesehatan dari puskesmas setempat.
Bambang menegaskan, pihaknya optimistis koperasi ini akan berkembang dengan dukungan modal dan pasokan yang lebih memadai. “Kami ingin Kopdes benar-benar menjadi pusat layanan ekonomi desa sekaligus mendukung kesejahteraan warga,” ujarnya.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kopdes Merah Putih Bentangan Raup Omzet Rp100 Juta dalam Sebulan Pertama
Pewarta | : Antara |
Editor | : Imadudin Muhammad |