TIMES ACEH, ACEH – Putri Budaya Aceh 2024, Mira Atzani, menyuarakan keprihatinannya terhadap polemik yang mencuat terkait empat pulau yang selama ini dianggap bagian dari Aceh, namun dalam data administrasi terbaru Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), justru tercatat sebagai bagian dari Provinsi Sumatera Utara.
Keempat pulau yang dimaksud adalah Pulau Mangkir Besar, Pulau Mangkir Kecil, Pulau Lipan, dan Pulau Panjang. Menurut Mira, pulau-pulau tersebut secara historis, kultural, dan sosial merupakan bagian integral dari Aceh.
Bahkan lanjutnya, masyarakat yang tinggal di sana berbahasa Singkil, hidup dalam adat istiadat Aceh, dan terhubung secara ekonomi, sosial, serta pendidikan ke wilayah Aceh.
“Bagi kami masyarakat Aceh, persoalan ini bukan sekadar soal batas administratif. Ini adalah soal identitas dan harga diri,” ujar Mira dalam pernyataannya kepada TIMES Indonesia, Selasa (17/6/2025).
Dalam hal ini lebih lanjut dirinya menegaskan bahwa koneksi budaya yang telah terjalin secara turun-temurun di kawasan tersebut kini terancam terputus karena perubahan pencatatan wilayah.
Mira juga mengingatkan tentang kontribusi besar Aceh terhadap kemerdekaan Indonesia. Ia menyebutkan, Aceh adalah tanah kelahiran pahlawan nasional seperti Cut Nyak Dhien, Teuku Umar, dan Teuku Chik di Tiro, serta menjadi wilayah yang secara sukarela menggalang dana untuk pembelian pesawat pertama Indonesia, RI Seulawah 001.
“Pengorbanan Aceh untuk NKRI sudah cukup banyak. Tapi kini kami malah merasa seperti dijajah oleh bangsa sendiri,” ucap pemilik akun media sosial Instagram @mitaatzani dengan nada tegas.
Dalam upayanya mengedukasi masyarakat, Mira telah aktif membagikan informasi melalui media sosial. Ia mengajak masyarakat Aceh untuk tetap bersuara secara damai, tanpa provokasi, namun dengan ketegasan dan kesadaran historis.
“Kita tidak ingin memecah belah, tapi kita ingin keadilan wilayah ditegakkan. Saya meminta Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat membuka ruang dialog yang serius dan transparan,” timpalnya.
Sebagai penutup, lebih jauh Mira mengajak seluruh elemen masyarakat Indonesia untuk menjaga warisan budaya dan menghormati identitas daerah masing-masing.
“Ketika satu wilayah kehilangan identitasnya, kita semua sebagai bangsa ikut kehilangan sebagian dari jati diri kita,” tandasnya menutup penyampaian. (*)
Pewarta | : Wandi Ruswannur |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |